Langsa Gazaseanews
Tangis pilu Mak Da (82 tahun), janda tua yang hidup sebatang kara dari pensiunan almarhum suaminya, pecah saat menceritakan pengkhianatan anak dan cucunya. Emas 10 mayam satu-satunya harapan masa tuanya direnggut dengan tipu daya oleh sang anak, seorang pensiunan guru berinisial E, dan cucunya, dr. MS, pemilik klinik kecantikan ternama di Aceh.
"Dibilang mau gadai emas itu buat lunasi rumah mewah cucu. Janji satu bulan balik, tapi sampai sekarang malah bilang tidak akan dikembalikan," ujar Mak Da, suara bergetar, air mata mengalir di keriput wajahnya. Padahal, anak dan cucunya hidup berkecukupan bahkan mampu melunasi rumah itu tanpa perlu merampas harta terakhir ibunya yang renta.
Yang lebih menyakitkan ini bukan soal uang, tapi pengkhianatan. "Saya dibodohi oleh orang yang seharusnya melindungi saya di usia senja," bisiknya lirih. "Apa mereka ingin bunuh saya perlahan? Emas itu tabungan terakhir untuk makan dan obat-obatan saya..."
Kini, Mak Da hanya berharap dua hal, hati anak dan cucunya tersentuh untuk mengembalikan emas itu dengan ikhlas. Dan jika tidak, jalur hukum akan menjadi jalan terakhir. Sebuah aib bagi keluarga yang justru lahir dari keserakahan mereka sendiri.
Ketika harta lebih berharga daripada air susu ibu, di mana lagi kita menyimpan kasih sayang di hati?
Red - hj
