Notification

×

Iklan

Iklan

Kepala SMA Negeri 3 Langsa Tegaskan Komite dan GEBER Bersifat Sukarela

Minggu, 09 Maret 2025 | Maret 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-10T05:12:19Z
**Langsa, Senin 10 Maret 2025** – Menanggapi keluhan sejumlah wali murid, Kepala SMA Negeri 3 Langsa, Rusli S.Ag, memberikan penjelasan terkait mekanisme pembayaran Komite Sekolah dan program GEBER (Gerakan Berbagi Berkah) dalam keterangan pers pada Senin (10/03/2025) pukul 08.30 WIB.  

Rusli menegaskan bahwa **program GEBER tidak bersifat wajib**. “GEBER murni inisiatif sukarela bagi yang ingin berbagi untuk siswa kurang mampu. Dana ini akan disalurkan secara transparan kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya.  

Sementara itu, terkait **iuran Komite Sekolah sebesar Rp50.000**, Rusli menjelaskan bahwa batas pembayaran sebenarnya telah ditetapkan hingga Minggu (9/03/2025). Namun, pihak sekolah tidak memberlakukan sanksi atau hambatan bagi siswa yang belum membayar. “Siswa tetap boleh mengikuti ujian. Prinsipnya, Komite ini sukarela. Yang tidak mampu, dibebaskan,” tegasnya.  

Dana Komite, menurut Rusli, digunakan untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) yang tidak dapat dibiayai melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). “Ekskul di SMA Negeri 3 Langsa sangat beragam, seperti Tahfiz, Pramuka, UKM, dan drumband. Ini menjadi sarana agar siswa tidak hanya bermain HP, tetapi aktif berkegiatan hingga sore,” paparnya.  

Keberhasilan ekskul ini tercermin dari prestasi sekolah, seperti menjadi **Juara Umum Drumband se-Kota Langsa**, meraih Piala Gubernur Sumatera Utara untuk Paskibra, serta juara kompetensi Empat Pilar di Banda Aceh. “Ekskul adalah kebanggaan kami. Tanpa dukungan Komite, kegiatan ini tidak akan optimal,” tambah Rusli.  

Saat ini, SMA Negeri 3 Langsa memiliki **1.136 siswa** dengan kebijakan inklusif, termasuk pembebasan iuran bagi siswa kurang mampu. Soal fasilitas internet, Rusli mengakui jaringan Wi-Fi sekolah kerap lambat jika digunakan banyak orang. “Siswa disarankan memakai kuota pribadi agar pembelajaran tidak terganggu,” tutupnya.  

Dengan penjelasan ini, Rusli berharap masyarakat memahami komitmen sekolah dalam menyeimbangkan kebutuhan finansial dan kualitas pendidikan, tanpa mengabaikan prinsip keadilan bagi seluruh siswa.


Red - Erni
×
Berita Terbaru Update