Notification

×

Iklan

Iklan

Membentuk Kesejahteraan Mental Melalui Pendekatan Psikoterapi Berbasis Nilai Islami di Era Modern

Jumat, 03 Januari 2025 | Januari 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-04T00:18:48Z


 • Abstrak
Artikel ini di buat dengan tujuan untuk mengkaji efektivitas psikoterapi Islam dalam meningkatkan kesehatan mental melalui tinjauan literatur atau yang merupakan sumber referensi dari jurnal. Psikoterapi Islam juga merupakan salah satu tekhnik psikoterapi yang berkembang pesat saat ini, baik di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya. seperti yang kita ketahui, banyak sekali Masyarakat yang usianya mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia yang mengalami depresi atau mengalami masalah Kesehatan mental yang di sebabkan oleh adanya berbagai tekanan kehidupan, seperti tuntutan karier, perubahan sosial budaya, dampak teknologi, hingga hilangnya keseimbangan spiritual. Sehingga hal tersebut mengakibatkan seseorang mengalami masalah kesehatan mental, contohnya yaitu seperti seseorang mengalami gangguan stres, kecemasan, depresi, dan perasaan kehilangan makna hidup. 
Kesehatan mental dan rasa emosional ini sangatlah penting di bahas karna ini mencakup dalam berbagai aspek kehidupan manusia, akan tetapi banyak sekali Masyarakat muslim yang mengabaikan kondisi Kesehatan mental dan perasaan emosionalnnya yang terjadi pada dirinya sendiri.

Pembahasan:
Mentally healt atau Kesehatan mental adalah isu global yang semakin menjadi pusat perhatian, terutama di era modern ini yang penuh dengan tantangan. Dengan seiring berkembangnya zaman yaitu melalui sains atau canggihnya sebuah tekonologi digital membuat seseorang menjadi lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Berdasarkan hasil survei di tahun 2022 ada sekitar 17 juta kalangan remaja Indonesia yang mengalami Kesehatan mental, bahkan terlihat dari hasil survey tersebut dapat kita simpulkan bahwa remaja Indonesia sudah menjadi pengelompokan remaja yang sangat rentan terhadap gangguan mental dan dengan seiring berkembangnya zaman, bidang Kesehatan mental juga mulai di kaji dalam perspektif psikologi islam, hasil kajian tesebut berkembang pesat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi digital, seperti psikologi islam yang berkontribusi secara positif terhadap Kesehatan mental dengan menciptakan ketenanganan, ketentraman hingga kesejahteraan masyrakat muslim melalui pendekatan psikoterapi spiritiual. Dari permasalahan yang kita ketahui banyak sekali masyarakat yang mengalami gejala gangguan Kesehatan mental yang diakibatkan oleh rusaknya lingkungan dan kurangnya iman pada diri seseorang, setiap Masyarakat yang mengalami kerusakan mental atau yang mentalnya tidak sehat tanpa di landasi dengan agama pasti akan mengalami stress dan frustasi, sehingga mereka memutuskan untuk memilih ke jalan yang negative. Dari permasalahan hidup yang terjadi dalam kehidupan kita semua sudah di jelaskan dalam Al-Qur’an sesuai dengan firman Allah SWT: 
Contohnya seperti di Qs. Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِ    

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." Ayat tersebut menggambarkan bahwa Allah SWT pasti akan memberikan ujian atau cobaan kepada hambanya, yang sering kali memunculkan perasaan ini bisa dipicu oleh berbagai macam-macam faktor.
Contoh-contoh faktor yang mempengaruhi Kesehatan mental:
1. Faktor Biologis
• Genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan mental seperti depresi atau skizofrenia.
• Ketidakseimbangan Kimia Otak: Kekurangan atau kelebihan neurotransmiter seperti serotonin atau dopamin.
• Kondisi Fisik atau Penyakit: Misalnya, gangguan hormonal, cedera otak, atau penyakit kronis seperti diabetes dan kanker.
• Kualitas Tidur: Pola tidur yang buruk dapat memengaruhi suasana hati dan kemampuan kognitif.
• Pola Makan: Kekurangan nutrisi penting seperti omega-3, vitamin D, dan zat besi.

2. Faktor Psikologis
• Trauma: Pengalaman traumatis seperti kekerasan, pelecehan, atau kehilangan orang terdekat.
• Stres: Stres jangka panjang akibat pekerjaan, hubungan, atau keuangan.
• Kepribadian: Beberapa sifat kepribadian, seperti perfeksionisme atau rendah diri, dapat meningkatkan risiko gangguan mental.
• Pengelolaan Emosi: Ketidakmampuan untuk mengelola emosi negatif seperti marah, sedih, atau cemas.
3. Faktor Sosial
• Hubungan Interpersonal: Konflik dalam keluarga, pertemanan, atau pasangan.
• Tekanan Sosial: Ekspektasi tinggi dari masyarakat atau lingkungan sekitar.
• Kondisi Ekonomi: Kemiskinan, pengangguran, atau ketidakpastian finansial.
• Lingkungan Tempat Tinggal: Tinggal di daerah yang tidak aman atau kurang mendukung secara sosial.
• Diskriminasi dan Stigma: Perlakuan tidak adil berdasarkan gender, ras, agama, atau orientasi seksual.
4. Faktor Lain
• Media Sosial: Konsumsi media sosial yang berlebihan dapat memicu perasaan cemas atau depresi.
• Penyalahgunaan Zat: Konsumsi alkohol, narkoba, atau zat adiktif lainnya.
• Kurangnya Dukungan Sosial: Tidak memiliki jaringan pendukung seperti keluarga atau teman yang peduli.
Salah satu solusi menyembuhkan Kesehatan mental yaitu melalui prinsip utama psikologi islam dengan cara psikoterapi spiritual, berikut beberapa contoh penerapan psikoterapi spiritual:

1. Dzikir(Mengingat Allah)
• Mengajarkan Masyarakat untuk rutin berzikir, seperti membaca tasbih, tahmid, dan takbir. Dzikir dapat membantu menenangkan hati dan pikiran serta menumbuhkan rasa dekat dengan Allah.
• Contoh: Membaca La ilaha illallah atau Astaghfirullah setiap kali merasa cemas atau tertekan.

2. Shalat Khusyu'
• Mendorong setiap individu untuk memperbaiki kualitas shalatnya dengan lebih khusyu' dan fokus. Shalat dapat menjadi sarana untuk meredakan stres dan menyerahkan segala masalah kepada Allah.
• Contoh: Melakukan shalat tahajud atau istikharah untuk mencari ketenangan dalam mengambil keputusan.

3. Membaca dan Merenungi Al-Qur'an
• Membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan masalah yang dihadapi, serta merenungi maknanya. Ayat-ayat seperti Ar-Rahman atau Al-Insyirah sering kali membawa ketenangan.
• Contoh: Pasien diajak membaca surat Al-Insyirah untuk memahami bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
4. Doa dan Munajat
• Mengarahkan pasien untuk memperbanyak doa sebagai bentuk komunikasi langsung dengan Allah. Doa dapat menjadi sumber kekuatan emosional.
• Contoh: Membaca doa Nabi Yunus (La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz-zalimin) untuk memohon pertolongan dalam kesulitan.
5. Puasa Sunnah
• Mempraktikkan puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis untuk melatih pengendalian diri dan meningkatkan kesadaran spiritual.
• Contoh: Pasien dianjurkan berpuasa untuk menenangkan diri dan mendapatkan energi positif.
6. Konseling Berbasis Tauhid
• Memberikan konseling yang berpusat pada keimanan kepada Allah, memahami takdir, dan menanamkan sikap tawakal.
• Contoh: Menjelaskan konsep qadha dan qadar serta mendorong pasien untuk menerima keadaan sambil berusaha memperbaiki diri.
7. Silaturahmi dan Amal Shalih
• Mendorong 
• Contoh: Mengunjungi keluarga atau memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
8. Meditasi Islami
• Melakukan meditasi dengan mengulang-ulang ayat tertentu atau nama Allah (Asmaul Husna) sambil merenungkan kebesaran-Nya.
• Contoh: Membaca Ya Rahman, Ya Rahim secara berulang dengan penuh penghayatan.

Kesimpulan:
Artikel ini menyoroti pentingnya pendekatan psikologi Islam, khususnya psikoterapi spiritual, dalam menghadapi tantangan kesehatan mental masyarakat Muslim di era modern. Psikoterapi spiritual Islam menawarkan solusi yang relevan dengan kondisi sosial dan budaya umat Islam, memadukan pendekatan ilmiah dan nilai-nilai keimanan untuk mendukung kesejahteraan mental.
Melalui berbagai metode seperti dzikir, shalat khusyu', membaca Al-Qur'an, doa, puasa sunnah, konseling berbasis tauhid, silaturahmi, amal shalih, dan meditasi Islami, psikoterapi spiritual membantu individu memperoleh ketenangan, ketentraman, dan kesejahteraan emosional. Pendekatan ini juga menjembatani kebutuhan manusia untuk memperkuat hubungan dengan Allah, yang sering kali menjadi aspek penting yang diabaikan dalam terapi konvensional.
Selain itu, artikel ini menggarisbawahi bahwa kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan. Kombinasi pendekatan spiritual dan dukungan psikologis yang holistik mampu memberikan hasil yang lebih efektif dalam menangani masalah kesehatan mental.
Sebagai upaya meningkatkan efektivitas psikoterapi spiritual, diperlukan keterlibatan ahli, baik dari kalangan psikolog Islam maupun ulama, untuk memastikan pendekatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan individu. Dengan demikian, psikoterapi spiritual Islam tidak hanya relevan sebagai bentuk terapi, tetapi juga menjadi sarana yang memperkaya pemahaman masyarakat Muslim tentang pentingnya menjaga kesehatan mental melalui pendekatan yang sejalan dengan ajaran agama.

Referensi:
Latif, U. (2022). Dzikir Dan Upaya Pemenuhan Mental-Spiritual Dalam Perspektif Al-Qur’an. At-Taujih: Bimbingan dan Konseling Islam, 5(1), 28-46.
Ariadi, P. (2019). Kesehatan mental dalam perspektif Islam. Syifa'MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 3(2), 118-127.
Musrifah, M. (2018). Pembentukan Kepribadian Mental Sehat Perspektif Psikologi Islam. Madaniyah, 8(1), 95-124.
Kartika, D. K., Shofiah, V., & Rajab, K. (2025). Psikoterapi Islam untuk Meningkatkan Kesehatan Mental. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi, 2(2), 78-85.
Saifuddin, A. Peluang dan Tantangan Psikoterapi Islam di Indonesia Opportunities and Challenges of Islamic Psychotherapy in Indonesia.

Penulis > Annisa' Luthfiah (3062024006)
Mahasiswi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Langsa.

×
Berita Terbaru Update