Aceh-gazaseanews 26 Desember 2024
Aceh, 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,1 magnitudo mengguncang Samudra Hindia, memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari 30 meter yang menghantam pesisir Aceh dan negara-negara di sekitarnya. Bencana ini menewaskan lebih dari 170.000 orang di Aceh dan menghancurkan ribuan rumah, sekolah, dan fasilitas umum.
Pagi yang tenang berubah menjadi kekacauan ketika gelombang besar menyapu daratan. Warga yang selamat mengisahkan momen mengerikan saat air laut datang tanpa peringatan. "Semua hilang dalam sekejap, hanya teriakan dan air yang kami dengar," ujar salah satu korban selamat.
Bantuan kemanusiaan segera berdatangan dari berbagai negara. Operasi penyelamatan, evakuasi, dan distribusi bantuan makanan serta obat-obatan dilakukan, meski tantangan logistik memperlambat proses di beberapa daerah terpencil. Bencana ini juga menjadi pelajaran penting bagi dunia untuk membangun sistem peringatan dini tsunami yang lebih efektif.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Aceh, namun juga menjadi titik awal kebangkitan. Rekonstruksi besar-besaran dilakukan, tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi.
Hingga kini setiap tanggal 26 Desember dikenang sebagai hari duka sekaligus refleksi kesiapsiagaan masyarakat Aceh di setiap tahunnya mengenang bencana tsunami dengan menggelar doa bersama di berbagai titik. Rasa berkabung akan sangat terasa di setiap tahunnya. Jalanan terasa sepi, masyarakat beramai-ramai mengadakan doa bersama mendoakan para keluarga dan saudara yang menjadi korban 20 tahun lalu.
Tentunya hal tersebut tidak hanya menjadi kegiatan peringatan saja, namun dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat luas akan pentingnya pendidikan kebencanaan.
Red - G.Limbong
